SEJARAH
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI DUNIA
1.Zaman Purbakala
Manusia
diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada seorang
ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus memiliki
naluri keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser ke
zaman dimana orang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistic
yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama
Animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan karena kekuatan
alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-pohon besar dan gunung-gunung
tinggi.
Kemudian
dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu mereka
menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil
didirikan sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di
kuil tersebut. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya
Diakones & Philantrop, yaitu suatu kelompok wanita tua dan janda yang
membantu pendeta dalam merawat orang sakit, sejak itu mulai berkembanglah ilmu
keperawatan.
2. Zaman
Keagamaan
Perkembangan
keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang yang sakit dapat
disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan adalah
tempat-tempat ibadah sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut sebagai
tabib yang mengobati pasien. Perawat dianggap sebagai budak dan yang hanya
membantu dan bekerja atas perintah pemimpin agama.
3. Zaman
Masehi
Keperawatan
dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat itu banyak
terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk
mengunjungi orang sakit sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan
perawatan untuk mengubur bagi yang meninggal.
Pada zaman
pemerintahan Lord-Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau hospes yaitu
tempat penampungan orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada zaman
ini berdirilah Rumah Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.
4.
Pertengahan abad VI Masehi
Pada abad
ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring
dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan
keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama
Islam.
Abad VII
Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti Ilmu Pasti,
Kimia, Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini mulai muncul prinsip-prinsip
dasar keperawatan kesehatan seperti pentingnya kebersihan diri, kebersihan
makanan dan lingkungan. Tokoh keperawatan yang terkenal dari Arab adalah
Rufaidah.
5. Permulaan
abad XVI
Pada masa
ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi kekuasaan,
yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan
tempat-tempat ibadah ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama
untuk merawat orang sakit. Dengan adanya perubahan ini, sebagai dampak
negatifnya bagi keperawatan adalah berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi
kurangnya perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat bekerja sebagai
perawat. Dampak positif pada masa ini, dengan adanya perang salib, untuk
menolong korban perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat,
mereka terdiri dari orde-orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami
berperang dan tentara (pria) yang bertugas rangkap sebagai perawat.
Pengaruh perang salib terhadap
keperawatan :
a. Mulai dikenal konsep P3K
b. Perawat mulai dibutuhkan dalam
ketentaraan sehingga timbul peluang kerja bagi perawat dibidang sosial.
Ada 3 Rumah Sakit yang berperan
besar pada masa itu terhadap perkembangan keperawatan :
1. Hotel Dieu di Lion
Awalnya pekerjaan perawat dilakukan
oleh bekas WTS yang telah bertobat. Selanjutnya pekerjaan perawat digantikan
oleh perawat terdidik melalui pendidikan keperawatan di RS ini.
2. Hotel Dieu di Paris
Pekerjaan perawat dilakukan oleh
orde agama. Sesudah Revolusi Perancis, orde agama dihapuskan dan pekerjaan
perawat dilakukan oleh orang-orang bebas. Pelopor perawat di RS ini adalah
Genevieve Bouquet.
3. ST. Thomas Hospital (1123 M)
Pelopor
perawat di RS ini adalah Florence Nightingale (1820). Pada masa ini perawat
mulai dipercaya banyak orang. Pada saat perang Crimean War, Florence ditunjuk
oleh negara Inggris untuk menata asuhan keperawatan di RS Militer di Turki. Hal
tersebut memberi peluang bagi Florence untuk meraih prestasi dan sekaligus
meningkatkan status perawat. Kemudian Florence dijuluki dengan nama “ The Lady
of the Lamp”.
6.
Perkembangan keperawatan di Inggris
Florence
kembali ke Inggris setelah perang Crimean. Pada tahun 1840 Inggris mengalami
perubahan besar dimana sekolah-sekolah perawat mulai bermunculan dan Florence
membuka sekolah perawat modern. Konsep pendidikan Florence ini mempengaruhi
pendidikan keperawatan di dunia.
Kontribusi Florence bagi
perkembangan keperawatan antara lain :
a. Nutrisi merupakan bagian
terpenting dari asuhan keperawatan.
b. Okupasi dan rekreasi merupakan
terapi bagi orang sakit
c. Manajemen RS
d. Mengembangkan pendidikan
keperawatan
e. Perawatan berdiri sendiri berbeda
dengan profesi kedokteran
f. Pendidikan berlanjut bagi
perawat.
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA
Tidak banyak literatur yang mengungkapkan perkembangan
keperawatan di Indonesia. Seperti hal perkembangan keperawatan di dunia pada
umumnya, perkembangan di Indonesia juga di pengaruhi kondisi sosial dan ekonomi
yaitu penjajahan pemerintah kolonial Belanda, Inggris dan Jepang serta situasi
pemerintahan Indonesia setelah Indonesia merdeka. Perkembangan keperawatan di Indonesia, pada hakikatnya
dibedakan atas masa sebelum kemerdekaan dan masa setelah kemerdekaan.
Keperawatan di Masa Kuno
Masyarakat Indonesia di masa kuno beranggapan bahwa
penyakit itu disebabkan oleh perbuatan makhluk halus yang jahat. Kepercayaan
ini begitu mengakar pada masyarakat, sehingga ketika ada yang sakit maka mereka
akan pergi ke dukun untuk mendapatkan pengobatan. Pengobatan yang dilakukan
yaitu dengan menggunakan mantra-mantra dan bahan-bahan tertentu yang tidak
terbukti khasiatnya. Dari segi keperawatan, orang yang sakit hanya dirawat oleh
kaum wanita yang berlandaskan kepada naluri keibuan (mother instinc).
Tidak ada catatan yang menyebutkan kaum pria ikut serta melakukan perawatan
dengan alasan kaum pria tidak mempunyai kasih sayang yang cukup untuk merawat
orang sakit. Pada masa kuno ini, tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan
perkembangan yang berarti dalam bidang keperawatan.
Ø PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN SEBELUM KEMERDEKAAN
Keperawatan di Masa Penjajahan
1. Zaman penjajahan belanda
Pada masa
ini perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut VELPLEGEK dengan sebutan
zieken oppaser sebagai penjaga rumah sakit. usaha pemerintahan Belanda dibidang
kesehatan adalah :
1. Mendirikan rumah sakit I Binnen Hospital di Jakarta pada tahun 1799
2 .Mendirikan rumah sakit II Butten Hospital
3. Membentuk dinas kesehatan tentara (military gezond herds dients)
4. Membentu Dinas Kesehatan Rakyat (Burgerlijke gezandherds dienst)
2. Zaman penjajahan Inggris(1812-1816)
Gubernur jendral Rafles sangat
memperhatikan rakyat semboyan :Kesehatan adalah milik manusia. Usaha-usahanya
dibidang kesehatan :
1. Pencacaran secara umum
2.Membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa
3.Memperhatikan kesehatan pada para tawanan
3. Zaman penjajahan Jepang (1942 –
1945)
Menyebabkan perkembangan keperawatan
mengalami kemunduran yang juga merupakan zaman kegelapan dunia keperawatan di
Indonesia. Kemunduran-kemunduran ini terlihat pada:
1. pekerjaan perawat dikerjakan oleh orang-orang yang
tidak terdidik,
2.Pimpinan RS diambil alih oleh orang-orang jepang,
3.Obat-obatan sangat kurang
4.Wabah penyakit terjadi dimana-mana.
Ø SEJARAH
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN PADA MASA KEMERDEKAAN
Usaha-usaha dibidang kesehatan tahun 1949 mulai
dibangun rumah sakit dan balai kesehatan. Tahun 1952 mulai didirikan sekolah
perawat yaitu sekolah guru perawat dan sekolah perawat setingkat SLTP tahun
1962 mulai didirikan pendidikan keperawatan professional.
Ø SEJARAH
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN SETELAH KEMERDEKAAN
Sejarah perkembangan keperawatan
Indonesia setelah kemerdekaan adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan dibidang kesehatan dimulai tahun 1949.
2. Sebelum tahun 1950: Indonesia belum mempunyai konsep dasar
tentang keperawatan.
3. Tahun 1950: Indonesia mendirikan pendidikan perawat
yaitu Sekolah Penata Rawat (SPR).
4.
Pada
tahun 1952, sekolah perawat mulai didirikan. Yaitu sekolah guru perawat dan
sekolah perawat setingkat SMP.
5.
Pendidikan
keperawatan profesional mulai didirikan pada tahun 1962 dengan didirikanya
Akademi Keperawatan milik Departemen Kesehatan di Jakarta untuk menghasilakan
perawat profesional pemula. Hampir bersamaan dengan ini didirikan pula Akper
Depkes di Ujung Pandang, Bandung dan Palembang.
6.
Tahun
1945 – 1955: Berdirinya beberapa organisasi profesi, diantaranya yaitu
Persatuan Djuru Rawat dan Bidan Indonesia (PDBI), Serikat Buruh Kesehatan,
Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Pegawai Dalam
Kesehatan.
7. Tahun 1962: Berdirinya Akademi Keperawatan
(Akper).
8. Tahun 1955 - 1974: Organisasi profesi keperawatan
mengalami perubahan yaitu Ikatan Perawat Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia,
Ikatan Guru Perawat Indonesia, Korps Perawat Indonesia, Majelis Permusyawaratan
Perawat Indonesia Sementara (MAPPIS), dan Federasi Tenaga Keperawatan.
9.
Tahun
1974: Rapat Kerja Nasional tentang Pendidikan Tenaga Perawat Tingkat Dasar
yaitu berdirinya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) yang mengganti Sekolah Penata
Rawat (SPR).
10. Tahun 1974: Berdirinya Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI).
11. Tahun 1876: Pendidikan Keperawatan di Indonesia yang
semula menyatu dengan pelayanan di rumah sakit, telah mulai memisahkan diri
(terpisah) dari rumah sakit.
12. Pada Januari 1983: Dilaksanakannya Lokakarya Nasional
Keperawatan I yang menghasilkan:
a)
Peranan
Independen dan Interdependen yang lebih terintegrasi dalam pelayanan kesehatan
b)
Program
gelar dalam pendidikan keperawatan
c) Pengakuan terhadap keperawatan sebagai suatu profesi
yang mempunyai identitas profesional berotonomi, berkeahlian, mempunyai hak
untuk mengawasi praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.
13. Tahun 1985: Berdiri Pendidikan Keperawatan Setingkat
Sarjana (S1 Keperawatan) yang pertama yaitu Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia yang menjadi momentum terbaik kebangkitan Profesi
Keperawatan di Indonesia.
14. Jumlah Akper terus bertambah sampai berjumlah 227 buah
di bulan desember 1996.
15. Tahun 1999: Berdiri Pendidikan Keperawatan Pasca
Sarjana (S2 Keperawatan).
16. Tahun 2000: Keluarnya
Lisensi Praktek Keperawatan berupa Peraturan Menteri Kesehatan.
Faktor-faktor
yang terjadi akibat banyaknya pendidikan keperawatan
Pengembangan dan pembinaan sistem pendidikan tinggi keperawatan di
Indonesia dilaksanakan dengan berbagai faktor penentu, yaitu faktor yang secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.Diperkirakan
bahwa dimasa depan tuntutan serta kebutuhan masyarakat (community need and
demand) dan pembangunan kesehatan berbagai keluaran sistem pendidikan tinggi
keperawatan akan terus meningkat.
Langkah pembangunan system pelayanan keperawatan profesional dimasa depan
sangat bergantung pada tersedianya tenaga keperawatan professional yang pada
dasarnya merupakan penggerak, pengarah dan pelaksana pelayanan / asuhan
keperawatan.Faktor penentu kedua yang harus diperhatikan adalah perkembangan
global keperawatan professional. Sistem pendidikan tinggi keperawatan Indonesia
dikembangkan dengan selalu memperhatikan kaidah-kaidah keperawatan sebagai
profesi, serta memperhatikan arah dan sifat pengembangan keperawtan dlobal.
Dengan demikian pertanggungjawaban professional (professional
responsibility) dapat terus dipertahankan sehingga tidak terombang ambing
oleh pandangan perorangan dan pendangan yang hanya didasarkan pada
kepentingan sesaat.
Faktor lain yang juga diperhatikan dan menjadi salah satu faktor penentu
pengembangan dan pembinaan system pendidikan tinggi keperawatan di Indonesia,
adalah kemampuan system secara keseluruhan memanfaatkan hasil atau keluaran
dari system pendidikan tinggi keperawatan.Faktor terakhir yang perlu
diperhatikan (dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang teridentifikasi),
adalah kemempuan pengadaan dan pengembangan berbagai sumber daya pendidikan
yang diperlukan untuk pelaksanan tiga fungsi pokok perguruan tinggi oleh system
pendidikan tinggi keperawatan Indonesia. Diantara sumber daya ini yang perlu
mendapat perhatian khusus adalah staf akademik (educational staff), beberapa
bentuk pengalaman belajar yang sangat menentukan (learning experiences), fasilitas
laboratorium pendidikan, perpustakaan, dan rumah sakit pendidikan keperawatan (teaching
hospital).
Sistem pendidikan tinggi keperawatan yang merupakan bagian dari system
pendidikan bidang kesehatan, dikembangkan secara menyeluruh dengan berlandaskan
pendangan filosofi tentang keperawatan yang diyakini, orientasi pendidikan
kearah yang benar yaitu masyarakat serta ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan, serta berpegang pada kerangka konsep pendidikan yang diyakini
sebagai landasan penyusunan program pendidikan. Pandangan filosofi tentang
keperawatan yang lazim dikenal sebagai paradigma keperawatan, merupakan
pandangan yang harus dipersepsikan sebagai sesuatu yang dinamis.
Orientasi pendidikan pada program pendidikan tinggi keperawatan, memberi
arah pada pengembangan dan pembinaan, yaitu masyarakat, serta ilmu pengetahuan
dan teknologi keperawatan. Arah pengembangan dan pembinaan bermakna menentukan
bagaimana system pendidikan tinggi keperawatan dikembangkan dengan secara berkelanjutan
mengikuti dan menerapkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan, dan menentukan relevansi keluaran, yaitu relevansi lulusan dengan
tuntutan dan kebutuhan masyarakat, khususnya system pemberian pelayanan /
asuhan keperawatan kepada masyarakat.
PERKEMBANGAN
PENDIDIKAN KEPERAWATAN
Adanya
perkembangan dalam teori keperawatan dan metodologi keperawatan yang bersumber
pada pergeseran pandangan dan keyakinan tentang keperawatan, dan pergeseran
dalam asuhan keperawatan, merupakan tekanan utama terjadinya perubahan dalam
pendidikan keperawatan.
Pendidikan keperawatan yang tadinya lebih bersifat berada di rumah sakit (hospital-based), bergeser kepada bentuk pendidikan yang berada di perguruan tinggi atau universitas (university-based). Pendidikan keperawatan yang tadinya hanya bersifat magang (apprenticeship), bergeser menjadi pendidikan yang ditujukan kepada penguasaan ilmu pengetahuan keperawatan dan metode keperawatan melalui pendidikan dan latihan yang lama.Kurikulum disusun berdasarkan kerangka konsep yang kokoh disertai dengan berbagai pengalaman belajar (learning experiences) yang diperlukan, dan dilaksanakan dalam tatanan pendidikan dan pelayanan yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku (behavioural change) seperti yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan.
Orientasi Pendidikan Keperawatan Bertolak dari pandangan dan keyakinan tentang keperawatan seperti yang diuraikan sepintas di atas dan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi system pendidikan keperawatan khususnya pada jenjang pendidikan tinggi, maka orientasi pendidikan tinggi keperawatan di Indonesia adalah ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan serta tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan, khususnya pembangunan kesehatan di masa dating.Orientasi kepada ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan dicirikan oleh kurikulum pendidikan yang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya IPTEK bidang keperawatan.
Pendidikan keperawatan yang tadinya lebih bersifat berada di rumah sakit (hospital-based), bergeser kepada bentuk pendidikan yang berada di perguruan tinggi atau universitas (university-based). Pendidikan keperawatan yang tadinya hanya bersifat magang (apprenticeship), bergeser menjadi pendidikan yang ditujukan kepada penguasaan ilmu pengetahuan keperawatan dan metode keperawatan melalui pendidikan dan latihan yang lama.Kurikulum disusun berdasarkan kerangka konsep yang kokoh disertai dengan berbagai pengalaman belajar (learning experiences) yang diperlukan, dan dilaksanakan dalam tatanan pendidikan dan pelayanan yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku (behavioural change) seperti yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan.
Orientasi Pendidikan Keperawatan Bertolak dari pandangan dan keyakinan tentang keperawatan seperti yang diuraikan sepintas di atas dan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi system pendidikan keperawatan khususnya pada jenjang pendidikan tinggi, maka orientasi pendidikan tinggi keperawatan di Indonesia adalah ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan serta tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan, khususnya pembangunan kesehatan di masa dating.Orientasi kepada ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan dicirikan oleh kurikulum pendidikan yang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya IPTEK bidang keperawatan.
Orientasi
kepada masyarakat atau komunitas memberikan arahan bahwa kurikulum pendidikan
disusun dengan bertolak dari kompetensi yang diturunkan dari tuntutan kebutuhan
masyarakat dan pembangunan (kesehatan dan IPTEK) di masa datang, dengan tetap
memperhatikan pandangan dan tuntutan keprofesian dalam bidang keperawatan. Orientasi
pendidikan kepada masyarakat dicirikan juga dengan pengalaman belajar di
masyarakat (community-based education), yaitu berbagai bentuk pengalaman
belajar di masyarakat , seperti penalaman belajar klinik (PBK) dan pengalaman
belajar lapangan (PBL).
Kerangka
konsep terdiri dari :
- Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
- Menyelesaikan masalah secara ilmiah
- Sikap dan tingkah laku professional
- Belajar aktif dan mandiri
- Pendidikan berada di masyarakat
Kerangka
Kurikulum Pendidikan Sarjana Keperawatan Dengan bertolak dari orientasi
pendidikan keperawatan, kerangka konsep pendidikan dan sikap serta kemampuan
perawat yang dituntut oleh masyarakat dan pembangunan di masa datang, khususnya
pembangunan kesehatan, disusun kerangka kurikulum pendidikan sarjana
keperawatan. Dalam kurikulum pendidikan sarjana keperawatan di masa datang akan
terdapat beberapa kelompok ilmu yang melandasi pendidikan keperawatan dan
berbagai bentuk pengalaman belajar yang memungkinkan terjadinya perubahan
perilaku peserta didik sesuai yang diharapkan / direncanakan.
Berbagai
Sumber Pendidikan yang Diperlukan Pelaksanaan pendidikan keperawatan, khususnya
Program Pendidikan Sarjana Keperawatan seperti yang diuraikan sepintas di atas,
memerlukan berbagai sumber pendidikan (educational resources) dalam
jumlah cukup dan kuaiitas yang memadai.Staf akademik yang merupakan komponen
terpenting dalam pengembangan dan pelaksanaan pendidikan tinggi keperawatan
dari berbagai disiplin ilmu harus tersedia dan dikembangkan secara terarah dan
berlanjut.
JENIS DAN JENJANG PENDIDIKAN KEPERAWATAN
Dalam
menghadapi tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan dimasa
datang, serta memperhatikan tuntutan pembangunan keperawatan sebagai suatu
profesi yang mandiri, system pendidikan keperawatan (dengan pengertian dalam
tatanan system pendidikan tinggi), dikembangkan dengan berbagai jenis dalam
berbagi jenjang pendidikan.
- Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
Pada jenjang
pendidikan, Diploma III bersifat pendidikan profesi, menghasilkan Ahli Madya
keperawatan (A.Md. Kep.) sebagai perawat professional pemula. Pendidikan
keperawatan pada jenjang diploma dikembangkan terutama untuk menghasilkan
lulusan / perawat yang memiliki sikap dan menguasai kemampuan keperawatan umum
dan dasar. Pendidikan pada tahap ini lebih menekankan penguasaan sikap dan
keterampilan dalam bidang keprofesian dengan landasan pengetahuan yang memadai.
- Program Pendidikan Sarjana Keperawatan
Pendidikan pada tahap ini bersifat
pendidikan akademik professional (pendidikan keprofesian), menekankan pada
penguasaan landasan keilmuan, yaitu ilmu keperawatan dan ilmu-ilmu penunjang,
penumbuhan serta pembinaan sikap dan keterampilan professional dalam
keperawatan.
Pada jenjang pendidikan ini,
orientasi pendidikan adalah ilmu pengetahuan dan teknologi serta masyarakat
yang bermakna bahwa arah pengembangan dan pembinaan adalah ilmu pengetahuan dan
teknologi serta masyarakat. Kurikulum pendidikan dibangun dalam kerangka konsep
yang kokoh.
Berbagai bentuk pengalaman belajar
dilaksanakan dan dikembangkan di dalam tatanan yang relevan, khususnya
pengalaman belajar praktik (PBP), pengalaman belajar klinik (PBK) dan
pengalaman belajar lapangan (PBL).
- Program Pendidikan Magister Keperawatan
Dalam menghadapi tekanan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan kebutuhan dan
permintaan masyarakat yang diperkirakan akan terus meningkat, pendidikan
pascasarjana dalam bidang keperawatan juga dikembangkan. Hal ini diperlukan
agar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan
melalui berbagai bentuk penelitian dapat dilaksanakan, dan selanjutnya
dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan. Program
Pendidikan Magister Keperawatan yang ada saat ini adalah Program Magister
Manajemen Keperawatan.
- Program Pendidikan Spesialis Bidang Keperawatan
Dalam
memenuhi atau menjawab tuntutan kebutuhan masyrakat dan pembangunan kesehatan
di masa depan, bertolak pada pandangan bahwa setiap saat dan tahap pengembangan
perlu diupayakan untuk meningkatkan relevansi dan mutu asuhan keperawatan
kepada masyarakat, maka dikembangkan pendidikan keperawatan pada jenjang
spesialis. Pendidikan jenjeng ini lebih merupakan pendidikan yang memperdalam
pengetahuan dan keterampilan keprofesian. Sifat memperdalam ilmu pengetahuan
keperawatan, walaupun lebih mengutamakan ilmu keperawatan klinik, namun tidak
dapat dipisahkan sepenuhnya dengan perkembangan kelompok-kelmpok ilmu dasar dan
penunjang, termasuk ilmu dasar keperawatan.
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam
menghadapi perkembangan pendidikan keperawatan di masa datang, perlu
disusun langkah – langkah pengembangan sistem pendidikan yang terarah menuju
terbinanya pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi (akademik
profesi). Pengembangan dan pembinaan dilakuakan secara berencana, bertahap
berkelanjutan, sesuai kaidah – kaiadah pendidikan profesi, diwadahkan dalam
suatu tatanan institusi yang berkemampuan melaksanakan tiga fungsi utama
perguruan tinggi, yaiti pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Pengembangan pendidikan dilakukan tinggi dilakukan secara
terkendali sehingga mutu pendidikan dapat dijaga dan dibina sehingga lulusan
dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai perawat professional yang mampu member
pelayanan / asuhan keperawatan professional kepada yang memerlukannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://luthfya.blogspot.com/2011/02/sejarah-perkembangan-keperawatan-di.html
http://keprawatan-asian.blogspot.com/2012/04/asejarah-perkembangan-keperawatan-di.html
http://muc-chamim.blogspot.com/p/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://fitrimarlianti.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-keperawatan-di.html
0 komentar:
Posting Komentar