CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 11 November 2013

Sejarah Keperawatan di Indonesia dan dunia


SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI DUNIA
1.Zaman Purbakala
Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada seorang ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus memiliki naluri keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser ke zaman dimana orang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistic yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama Animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan karena kekuatan alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-pohon besar dan gunung-gunung tinggi.
Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu mereka menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil didirikan sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil tersebut. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya Diakones & Philantrop, yaitu suatu kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit, sejak itu mulai berkembanglah ilmu keperawatan.
2. Zaman Keagamaan
Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang yang sakit dapat disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan adalah tempat-tempat ibadah sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut sebagai tabib yang mengobati pasien. Perawat dianggap sebagai budak dan yang hanya membantu dan bekerja atas perintah pemimpin agama.
3. Zaman Masehi
Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat itu banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk mengunjungi orang sakit sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan perawatan untuk mengubur bagi yang meninggal.
Pada zaman pemerintahan Lord-Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau hospes yaitu tempat penampungan orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.
4. Pertengahan abad VI Masehi
Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam.
Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti Ilmu Pasti, Kimia, Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini mulai muncul prinsip-prinsip dasar keperawatan kesehatan seperti pentingnya kebersihan diri, kebersihan makanan dan lingkungan. Tokoh keperawatan yang terkenal dari Arab adalah Rufaidah.
5. Permulaan abad XVI
Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama untuk merawat orang sakit. Dengan adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan adalah berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat. Dampak positif pada masa ini, dengan adanya perang salib, untuk menolong korban perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari orde-orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang bertugas rangkap sebagai perawat.
Pengaruh perang salib terhadap keperawatan :
a.  Mulai dikenal konsep P3K
b. Perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan sehingga timbul peluang kerja bagi perawat dibidang sosial.

Ada 3 Rumah Sakit yang berperan besar pada masa itu terhadap perkembangan keperawatan :
1. Hotel Dieu di Lion
Awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh bekas WTS yang telah bertobat. Selanjutnya pekerjaan perawat digantikan oleh perawat terdidik melalui pendidikan keperawatan di RS ini.
2. Hotel Dieu di Paris
Pekerjaan perawat dilakukan oleh orde agama. Sesudah Revolusi Perancis, orde agama dihapuskan dan pekerjaan perawat dilakukan oleh orang-orang bebas. Pelopor perawat di RS ini adalah Genevieve Bouquet.
3. ST. Thomas Hospital (1123 M)
Pelopor perawat di RS ini adalah Florence Nightingale (1820). Pada masa ini perawat mulai dipercaya banyak orang. Pada saat perang Crimean War, Florence ditunjuk oleh negara Inggris untuk menata asuhan keperawatan di RS Militer di Turki. Hal tersebut memberi peluang bagi Florence untuk meraih prestasi dan sekaligus meningkatkan status perawat. Kemudian Florence dijuluki dengan nama “ The Lady of the Lamp”.
6. Perkembangan keperawatan di Inggris
Florence kembali ke Inggris setelah perang Crimean. Pada tahun 1840 Inggris mengalami perubahan besar dimana sekolah-sekolah perawat mulai bermunculan dan Florence membuka sekolah perawat modern. Konsep pendidikan Florence ini mempengaruhi pendidikan keperawatan di dunia.

Kontribusi Florence bagi perkembangan keperawatan antara lain :
a. Nutrisi merupakan bagian terpenting dari asuhan keperawatan.
b. Okupasi dan rekreasi merupakan terapi bagi orang sakit
c. Manajemen RS
d. Mengembangkan pendidikan keperawatan
e. Perawatan berdiri sendiri berbeda dengan profesi kedokteran
f. Pendidikan berlanjut bagi perawat.

 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA
  

Tidak banyak literatur yang mengungkapkan perkembangan keperawatan di Indonesia. Seperti hal perkembangan keperawatan di dunia pada umumnya, perkembangan di Indonesia juga di pengaruhi kondisi sosial dan ekonomi yaitu penjajahan pemerintah kolonial Belanda, Inggris dan Jepang serta situasi pemerintahan Indonesia setelah Indonesia merdeka. Perkembangan keperawatan di Indonesia, pada hakikatnya dibedakan atas masa sebelum kemerdekaan dan masa setelah kemerdekaan.

Keperawatan di Masa Kuno
Masyarakat Indonesia di masa kuno beranggapan bahwa penyakit itu disebabkan oleh perbuatan makhluk halus yang jahat. Kepercayaan ini begitu mengakar pada masyarakat, sehingga ketika ada yang sakit maka mereka akan pergi ke dukun untuk mendapatkan pengobatan. Pengobatan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan mantra-mantra dan bahan-bahan tertentu yang tidak terbukti khasiatnya. Dari segi keperawatan, orang yang sakit hanya dirawat oleh kaum wanita yang berlandaskan kepada naluri keibuan (mother instinc). Tidak ada catatan yang menyebutkan kaum pria ikut serta melakukan perawatan dengan alasan kaum pria tidak mempunyai kasih sayang yang cukup untuk merawat orang sakit. Pada masa kuno ini, tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan perkembangan yang berarti dalam bidang keperawatan. 

  


Ø  PERKEMBANGAN KEPERAWATAN SEBELUM KEMERDEKAAN
Keperawatan di Masa Penjajahan

1. Zaman penjajahan belanda
Pada masa ini perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut VELPLEGEK dengan sebutan zieken oppaser sebagai penjaga rumah sakit. usaha pemerintahan Belanda dibidang kesehatan adalah :

1. Mendirikan rumah sakit I Binnen Hospital di Jakarta pada tahun 1799

 2 .Mendirikan rumah sakit II Butten Hospital

3. Membentuk dinas kesehatan tentara (military gezond herds dients)

4. Membentu Dinas Kesehatan Rakyat (Burgerlijke gezandherds dienst)

2.       Zaman penjajahan Inggris(1812-1816)
      Gubernur jendral Rafles sangat memperhatikan rakyat semboyan :Kesehatan adalah milik manusia. Usaha-usahanya dibidang kesehatan :

1. Pencacaran secara umum

2.Membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa

3.Memperhatikan kesehatan pada para tawanan

3. Zaman penjajahan Jepang (1942 – 1945)
Menyebabkan perkembangan keperawatan mengalami kemunduran yang juga merupakan zaman kegelapan dunia keperawatan di Indonesia. Kemunduran-kemunduran ini terlihat pada:

1. pekerjaan perawat dikerjakan oleh orang-orang yang tidak terdidik,
2.Pimpinan RS diambil alih oleh orang-orang jepang,
3.Obat-obatan sangat kurang
4.Wabah penyakit terjadi dimana-mana.



Ø  SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN PADA MASA KEMERDEKAAN
Usaha-usaha dibidang kesehatan tahun 1949 mulai dibangun rumah sakit dan balai kesehatan. Tahun 1952 mulai didirikan sekolah perawat yaitu sekolah guru perawat dan sekolah perawat setingkat SLTP tahun 1962 mulai didirikan pendidikan keperawatan professional.

Ø  SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN SETELAH KEMERDEKAAN

Sejarah perkembangan keperawatan Indonesia setelah kemerdekaan adalah sebagai berikut:
1.      Pembangunan dibidang kesehatan dimulai tahun 1949.
2.      Sebelum tahun 1950: Indonesia belum mempunyai konsep dasar tentang keperawatan. 
3.      Tahun 1950: Indonesia mendirikan pendidikan perawat yaitu Sekolah Penata Rawat (SPR). 
4.      Pada tahun 1952, sekolah perawat mulai didirikan. Yaitu sekolah guru perawat dan sekolah perawat  setingkat SMP.
5.      Pendidikan keperawatan profesional mulai didirikan pada tahun 1962 dengan didirikanya Akademi Keperawatan milik Departemen Kesehatan di Jakarta untuk menghasilakan perawat profesional pemula. Hampir bersamaan dengan ini didirikan pula Akper Depkes di Ujung Pandang, Bandung dan Palembang.
6.      Tahun 1945 – 1955: Berdirinya beberapa organisasi profesi, diantaranya yaitu Persatuan Djuru Rawat dan Bidan Indonesia (PDBI), Serikat Buruh Kesehatan, Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan. 
7.      Tahun 1962: Berdirinya Akademi Keperawatan (Akper). 
8.      Tahun 1955 - 1974: Organisasi profesi keperawatan mengalami perubahan yaitu Ikatan Perawat Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Ikatan Guru Perawat Indonesia, Korps Perawat Indonesia, Majelis Permusyawaratan Perawat Indonesia Sementara (MAPPIS), dan Federasi Tenaga Keperawatan. 
9.      Tahun 1974: Rapat Kerja Nasional tentang Pendidikan Tenaga Perawat Tingkat Dasar yaitu berdirinya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) yang mengganti Sekolah Penata Rawat (SPR). 
10.  Tahun 1974: Berdirinya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 
11.  Tahun 1876: Pendidikan Keperawatan di Indonesia yang semula menyatu dengan pelayanan di rumah sakit, telah mulai memisahkan diri (terpisah) dari rumah sakit. 

12.  Pada Januari 1983: Dilaksanakannya Lokakarya Nasional Keperawatan I yang menghasilkan:
a)   Peranan Independen dan Interdependen yang lebih terintegrasi dalam pelayanan kesehatan
b)   Program gelar dalam pendidikan keperawatan
c)   Pengakuan terhadap keperawatan sebagai suatu profesi yang mempunyai identitas profesional berotonomi, berkeahlian, mempunyai hak untuk mengawasi praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan. 
13.  Tahun 1985: Berdiri Pendidikan Keperawatan Setingkat Sarjana (S1 Keperawatan) yang pertama yaitu Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang menjadi momentum terbaik kebangkitan Profesi Keperawatan di Indonesia. 
14.   Jumlah Akper terus bertambah sampai berjumlah 227 buah di bulan desember 1996.
15.   Tahun 1999: Berdiri Pendidikan Keperawatan Pasca Sarjana (S2 Keperawatan). 
16.   Tahun 2000: Keluarnya Lisensi Praktek Keperawatan berupa Peraturan Menteri Kesehatan.
  


Faktor-faktor yang terjadi akibat banyaknya pendidikan keperawatan
Pengembangan dan pembinaan sistem pendidikan tinggi keperawatan di Indonesia dilaksanakan dengan berbagai faktor penentu, yaitu faktor yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.Diperkirakan bahwa dimasa depan tuntutan serta kebutuhan masyarakat (community need and demand) dan pembangunan kesehatan berbagai keluaran sistem pendidikan tinggi keperawatan akan terus meningkat. 
Langkah pembangunan system pelayanan keperawatan profesional dimasa depan sangat bergantung pada tersedianya tenaga keperawatan professional yang pada dasarnya merupakan penggerak, pengarah dan pelaksana pelayanan / asuhan keperawatan.Faktor penentu kedua yang harus diperhatikan adalah perkembangan global keperawatan professional. Sistem pendidikan tinggi keperawatan Indonesia dikembangkan dengan selalu memperhatikan kaidah-kaidah keperawatan sebagai profesi, serta memperhatikan arah dan sifat pengembangan keperawtan dlobal. Dengan demikian pertanggungjawaban professional (professional responsibility) dapat terus dipertahankan sehingga tidak terombang ambing oleh pandangan perorangan dan pendangan yang hanya didasarkan  pada kepentingan sesaat. 
Faktor lain yang juga diperhatikan dan menjadi salah satu faktor penentu pengembangan dan pembinaan system pendidikan tinggi keperawatan di Indonesia, adalah kemampuan system secara keseluruhan memanfaatkan hasil atau keluaran dari system pendidikan tinggi keperawatan.Faktor terakhir yang perlu diperhatikan (dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang teridentifikasi), adalah kemempuan pengadaan dan pengembangan berbagai sumber daya pendidikan yang diperlukan untuk pelaksanan tiga fungsi pokok perguruan tinggi oleh system pendidikan tinggi keperawatan Indonesia. Diantara sumber daya ini yang perlu mendapat perhatian khusus adalah staf akademik (educational staff), beberapa bentuk pengalaman belajar yang sangat menentukan (learning experiences), fasilitas laboratorium pendidikan, perpustakaan, dan rumah sakit pendidikan keperawatan (teaching hospital). 
Sistem pendidikan tinggi keperawatan yang merupakan bagian dari system pendidikan bidang kesehatan, dikembangkan secara menyeluruh dengan berlandaskan pendangan filosofi tentang keperawatan yang diyakini, orientasi pendidikan kearah yang benar yaitu masyarakat serta ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan, serta berpegang pada kerangka konsep pendidikan yang diyakini sebagai landasan penyusunan program pendidikan. Pandangan filosofi tentang keperawatan yang lazim dikenal sebagai paradigma keperawatan, merupakan pandangan yang harus dipersepsikan sebagai sesuatu yang dinamis. 
Orientasi pendidikan pada program pendidikan tinggi keperawatan, memberi arah pada pengembangan dan pembinaan, yaitu masyarakat, serta ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan. Arah pengembangan dan pembinaan bermakna menentukan bagaimana system pendidikan tinggi keperawatan dikembangkan dengan secara berkelanjutan mengikuti dan menerapkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan, dan menentukan relevansi keluaran, yaitu relevansi lulusan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, khususnya system pemberian pelayanan / asuhan keperawatan kepada masyarakat.


PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KEPERAWATAN


Adanya perkembangan dalam teori keperawatan dan metodologi keperawatan yang bersumber pada pergeseran pandangan dan keyakinan tentang keperawatan, dan pergeseran dalam asuhan keperawatan, merupakan tekanan utama terjadinya perubahan dalam pendidikan keperawatan.
Pendidikan keperawatan yang tadinya lebih bersifat berada di rumah sakit (hospital-based), bergeser kepada bentuk pendidikan yang berada di perguruan tinggi atau universitas (university-based). Pendidikan keperawatan yang tadinya hanya bersifat magang (apprenticeship), bergeser menjadi pendidikan yang ditujukan kepada penguasaan ilmu pengetahuan keperawatan dan metode keperawatan melalui pendidikan dan latihan yang lama.Kurikulum disusun berdasarkan kerangka konsep yang kokoh disertai dengan berbagai pengalaman belajar (learning experiences) yang diperlukan, dan dilaksanakan dalam tatanan pendidikan dan pelayanan yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku (behavioural change) seperti yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan.
Orientasi Pendidikan Keperawatan Bertolak dari pandangan dan keyakinan tentang keperawatan seperti yang diuraikan sepintas di atas dan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi system pendidikan keperawatan khususnya pada jenjang pendidikan tinggi, maka orientasi pendidikan tinggi keperawatan di Indonesia adalah ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan serta tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan, khususnya pembangunan kesehatan di masa dating.Orientasi kepada ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan dicirikan oleh kurikulum pendidikan yang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya IPTEK bidang keperawatan.
Orientasi kepada masyarakat atau komunitas memberikan arahan bahwa kurikulum pendidikan disusun dengan bertolak dari kompetensi yang diturunkan dari tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan (kesehatan dan IPTEK) di masa datang, dengan tetap memperhatikan pandangan dan tuntutan keprofesian dalam bidang keperawatan. Orientasi pendidikan kepada masyarakat dicirikan juga dengan pengalaman belajar di masyarakat (community-based education), yaitu berbagai bentuk pengalaman belajar di masyarakat , seperti penalaman belajar klinik (PBK) dan pengalaman belajar lapangan (PBL).


Kerangka konsep terdiri dari :
  1. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
  2. Menyelesaikan masalah secara ilmiah
  3. Sikap dan tingkah laku professional
  4. Belajar aktif dan mandiri
  5. Pendidikan berada di masyarakat
Kerangka Kurikulum Pendidikan Sarjana Keperawatan Dengan bertolak dari orientasi pendidikan keperawatan, kerangka konsep pendidikan dan sikap serta kemampuan perawat yang dituntut oleh masyarakat dan pembangunan di masa datang, khususnya pembangunan kesehatan, disusun kerangka kurikulum pendidikan sarjana keperawatan. Dalam kurikulum pendidikan sarjana keperawatan di masa datang akan terdapat beberapa kelompok ilmu yang melandasi pendidikan keperawatan dan berbagai bentuk pengalaman belajar yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku peserta didik sesuai yang diharapkan / direncanakan.
Berbagai Sumber Pendidikan yang Diperlukan Pelaksanaan pendidikan keperawatan, khususnya Program Pendidikan Sarjana Keperawatan seperti yang diuraikan sepintas di atas, memerlukan berbagai sumber pendidikan (educational resources) dalam jumlah cukup dan kuaiitas yang memadai.Staf akademik yang merupakan komponen terpenting dalam pengembangan dan pelaksanaan pendidikan tinggi keperawatan dari berbagai disiplin ilmu harus tersedia dan dikembangkan secara terarah dan berlanjut.

JENIS DAN JENJANG PENDIDIKAN KEPERAWATAN
Dalam menghadapi tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan dimasa datang, serta memperhatikan tuntutan pembangunan keperawatan sebagai suatu profesi yang mandiri, system pendidikan keperawatan (dengan pengertian dalam tatanan system pendidikan tinggi), dikembangkan dengan berbagai jenis dalam berbagi jenjang pendidikan.
  • Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
Pada jenjang pendidikan, Diploma III bersifat pendidikan profesi, menghasilkan Ahli Madya keperawatan (A.Md. Kep.) sebagai perawat professional pemula. Pendidikan keperawatan pada jenjang diploma dikembangkan terutama untuk menghasilkan lulusan / perawat yang memiliki sikap dan menguasai kemampuan keperawatan umum dan dasar. Pendidikan pada tahap ini lebih menekankan penguasaan sikap dan keterampilan dalam bidang keprofesian dengan landasan pengetahuan yang memadai.
  • Program Pendidikan Sarjana Keperawatan
Pendidikan pada tahap ini bersifat pendidikan akademik professional (pendidikan keprofesian), menekankan pada penguasaan landasan keilmuan, yaitu ilmu keperawatan dan ilmu-ilmu penunjang, penumbuhan serta pembinaan sikap dan keterampilan professional dalam keperawatan.
Pada jenjang pendidikan ini, orientasi pendidikan adalah ilmu pengetahuan dan teknologi serta masyarakat yang bermakna bahwa arah pengembangan dan pembinaan adalah ilmu pengetahuan dan teknologi serta masyarakat. Kurikulum pendidikan dibangun dalam kerangka konsep yang kokoh.
Berbagai bentuk pengalaman belajar dilaksanakan dan dikembangkan di dalam tatanan yang relevan, khususnya pengalaman belajar praktik (PBP), pengalaman belajar klinik (PBK) dan pengalaman belajar lapangan (PBL).
  • Program Pendidikan Magister Keperawatan
Dalam menghadapi tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan kebutuhan dan permintaan masyarakat yang diperkirakan akan terus meningkat, pendidikan pascasarjana dalam bidang keperawatan juga dikembangkan. Hal ini diperlukan agar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan melalui berbagai bentuk penelitian dapat dilaksanakan, dan selanjutnya dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan. Program Pendidikan Magister Keperawatan yang ada saat ini adalah Program Magister Manajemen Keperawatan.

  • Program Pendidikan Spesialis Bidang Keperawatan
Dalam memenuhi atau menjawab tuntutan kebutuhan masyrakat dan pembangunan kesehatan di masa depan, bertolak pada pandangan bahwa setiap saat dan tahap pengembangan perlu diupayakan untuk meningkatkan relevansi dan mutu asuhan keperawatan kepada masyarakat, maka dikembangkan pendidikan keperawatan pada jenjang spesialis. Pendidikan jenjeng ini lebih merupakan pendidikan yang memperdalam pengetahuan dan keterampilan keprofesian. Sifat memperdalam ilmu pengetahuan keperawatan, walaupun lebih mengutamakan ilmu keperawatan klinik, namun tidak dapat dipisahkan sepenuhnya dengan perkembangan kelompok-kelmpok ilmu dasar dan penunjang, termasuk ilmu dasar keperawatan.
  
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam menghadapi perkembangan pendidikan keperawatan di masa  datang, perlu disusun langkah – langkah pengembangan sistem pendidikan yang terarah menuju terbinanya pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi (akademik profesi). Pengembangan dan pembinaan dilakuakan secara berencana, bertahap berkelanjutan, sesuai kaidah – kaiadah pendidikan profesi, diwadahkan dalam suatu tatanan institusi yang berkemampuan melaksanakan tiga fungsi utama perguruan tinggi, yaiti pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pengembangan pendidikan dilakukan tinggi dilakukan secara terkendali sehingga mutu pendidikan dapat dijaga dan dibina sehingga lulusan dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai perawat professional yang mampu member pelayanan / asuhan keperawatan professional kepada yang memerlukannya.
  

DAFTAR PUSTAKA


http://luthfya.blogspot.com/2011/02/sejarah-perkembangan-keperawatan-di.html

http://keprawatan-asian.blogspot.com/2012/04/asejarah-perkembangan-keperawatan-di.html

http://muc-chamim.blogspot.com/p/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

http://fitrimarlianti.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-keperawatan-di.html




0 komentar:

Posting Komentar